BERITA

Detail Berita

Muda Menghidupi Bahasa: Kisah Remaja Pelestari Bahasa Gorontalo

Jumat, 31 Mei 2024 13:29 WIB
534 |   -

Eka Rachmatia Hasan

                                                                    

                 Muhammad Noval Mallarangeng

Media SMAN 2 Gorontalo-Waktu menunjukkan pukul 12:00. Bel panjang sekolah berbunyi, pertanda waktu istirahat kedua telah tiba. Siswa-siswa SMA Negeri 2 Gorontalo seperti dikomando keluar dari kelasnya masing-masing. Sebagian siswa melangkahkan kakinya ke musala untuk menunaikan salat Zuhur. Ada juga sebagian memilih bercerita bersama teman-temannya di pondok taman depan kelas. Ada pula yang berbelanja kudapan di koperasi siswa. Sementara itu, ada beberapa siswa yang bermain basket. Semua aktivitas siswa itu membuat riuh lingkungan sekolah yang asri itu. Suara bersahutan terdengar. Tetapi hampir tidak terdengar seorang pun berbicara menggunakan bahasa Gorontalo. Semuanya berbahasa Indonesia dengan dialek Manado yang kental.

      Situasi seperti ini, tak hanya terjadi di SMA Negeri 2 Gorontalo saja, tetapi di semua sekolah. Bahkan di desa-desa pun, fenomena ini terjadi di semua tingkatan sekolah. Padahal mayoritas siswa-siswa itu bersuku asli Gorontalo, berbahasa ibu bahasa Gorontalo. Tetapi ada keengganan menggunakan bahasa daerah sendiri dalam percakapan sehari-hari. Sejatinya bahasa Gorontalo menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri. Tentu saja hal ini berdampak pada berkurangnya jumlah penutur bahasa Gorontalo.

      Dilansir dari berbagai sumber jumlah pengguna bahasa Gorontalo pada tahun 2015 diperkirakan masih 1.000.000 jiwa yang tersebar di Provinsi Gorontalo, Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Sulawesi Tengah. Jumlah ini terus berkurang selama hampir 10 tahun ini. Guru Besar Fakultas Sastra Budaya, Universitas Negeri Gorontalo, Mohamad Karmin Baruadi, mengungkapkan bahwa jumlah penutur bahasa Gorontalo hanya berjumlah 500.000 jiwa saja saat ini. Data ini disampaikannya saat menjadi narasumber bersama Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminudin Aziz, dan Sekretaris Daerah Kota Gorontalo, Ismail Madjid, pada kegiatan Bincang Merdeka Belajar, Revitalisasi Bahasa Daerah di Gorontalo di Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo pada hari Rabu, 8 Mei 2024.

                                                                  

                                                                              Bincang Merdeka Belajar pada Rabu 8 Mei 2024

Apabila hal ini dibiarkan terjadi, maka bisa dipastikan bahwa pengguna bahasa Gorontalo akan semakin berkurang, hingga suatu saat bahasa daerah ini akan punah. Untuk itu perlu upaya serius dari berbagai pihak untuk tetap mempertahankan dan melestarikannya, terutama di kalangan remaja dan anak-anak.

     Pemerintah berusaha keras mencegah terjadinya kepunahan bahasa-bahasa daerah, termasuk di dalamnya bahasa Gorontalo. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim kemudian meluncurkan Merdeka Belajar Episode 17: Revitalisasi Bahasa Daerah. Peluncuran itu dilakukan secara virtual 2 tahun yang lalu, tepatnya pada Selasa, 22 Februari 2022

       Menurut Mendikbud, revitalisasi bahasa daerah perlu dilakukan mengingat dari jumlah 718 bahasa daerah di Indonesia, sebagian besar kondisinya terancam punah dan kritis. Karena saat ini para penutur jati bahasa daerah banyak yang tidak lagi menggunakan dan mewariskan bahasa ke generasi berikutnya, sehingga khazanah kekayaan budaya, pemikiran, dan pengetahuan akan bahasa daerah terancam punah.

      Sejak diluncurkan Merdeka Belajar Episode 17: Revitalisasi Bahasa Daerah, berbagai kegiatan dilakukan, yang mengangkat tema penggunaan bahasa daerah. Tentu saja tujuannya adalah menggiatkan kembali penggunaan bahasa daerah di wilayahnya masing-masing. Di Provinsi Gorontalo sendiri, selama bulan Mei 2024 ini telah diadakan dua lomba tutur berbahasa Gorontalo. Salah satunya adalah Lomba Tutur Bahasa Gorontalo Koleksi Museum Purbakala Provinsi Gorontalo. Penyelenggara kegiatan ini adalah Museum Purbakala Provinsi Gorontalo.

      Sasaran dari kegiatan ini adalah siswa SMA/SMK/MA di Provinsi Gorontalo. SMA Negeri 2 Gorontalo tentu saja tidak melewatkan kesempatan ini. Sebagai Sekolah Penggerak Angkatan 1, yang sudah tiga tahun berturut-turut mengangkat tema kearifan lokal, dengan sub tema Motombulu (memuliakan tamu dalam adat Gorontalo) tentu saja lomba ini menjadi ajang untuk  mengukur kemampuan siswa dalam bertutur bahasa Gorontalo.

     Sekolah tidak langsung menunjuk perwakilan dalam lomba ini. Tahap awal dilakukan seleksi seluruh siswa yang merupakan regu siap Motombulu dari kelas X dan XI. Siswa-siswa inilah yang paling fasih berbahasa Gorontalo. Hasil dari seleksi ini, terpilih siswa kelas XI atas nama Muhammad Noval Mallarangeng yang akan mewakili sekolah. Meskipun bukan asli Gorontalo, tapi dia dianggap paling mampu berbahasa Gorontalo dengan baik.

     Sejak terpilih mewakili sekolah, Muhammad Noval Mallarangeng  yang biasa disapa Noval ini mulai mempersiapkan dirinya. Hal pertama yang dilakukannya adalah mengunjungi Museum Purbakala. Setelah melihat-lihat benda-benda koleksi museum, ia memilih salah satu Koleksi Sejarah, yaitu Foto Gerbang Kehormatan di Kampung Cina pada Tahun 1927. Kemudian dia menyusun naskah yang menjelaskan benda pilihannya itu. Naskah disusun dalam bahasa Indonesia, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Gorontalo dengan bantuan guru pembimbingnya. Selama latihan, Noval dibantu pula oleh teman-teman akrabnya, yaitu: Mohamad Firman Salasah dan Galang Badaru. Saat Noval bertutur, mereka memegang naskah dan mengingatkan Noval apabila ada kalimat atau kata yang terlewatkan ataupun salah. Betul-betul sebuah kerja sama yang sangat baik, hingga akhirnya Noval mampu menguasai isi naskah itu.

        Meski sudah mengusai isi naskah dalam bahasa Gorontalo, Noval yang bukan asli Gorontalo sering melakukan kesalahan dalam pengucapan dan intonasi. Dan ini terus diperbaiki oleh guru pembimbing, Sunarsi Dai, hingga dia mampu meminimalisir kesalahan.

      Hari Selasa, 21 Mei 2024 menjadi hari yang tak terlupakan bagi Noval. Dia mengenakan baju adat Gorontalo takowa dipadu dengan payungo, menjadi peserta pertama yang tampil di hadapan Dewan Juri, yang terdiri dari: Mohamad Karmin Baruadi (Guru Besar Linguistik FSB, UNG), Suleman Haridji (Pakar Bahasa Gorontalo), dan Renol Hasan (Pakar Sejarah/Dosen UNG).

       Noval tampil penuh percaya diri mengangkat Alikusu (pintu gerbang) dipadukan dengan Tuja’i Motombulu.  Semua yang hadir terkesima, dan hening mendengarkan kata demi kata yang diucapkan oleh Sekretaris OSIS SMA Negeri 2 Gorontalo ini. Tak ada kesalahan sama sekali. Dia tampil layaknya seorang penutur asli bahasa Gorontalo, bahkan saat mengucapkan Tuja’i, sudah seperti seorang pemangku adat.

      Setelah seluruh peserta lomba  tampil, Dewan Juri menetapkan Muhammad Noval Mallarangeng meraih Juara Pertama Lomba Tutur Bahasa Gorontalo Koleksi Museum Purbakala Provinsi Gorontalo Tahun 2024. Pencapaian yang luar biasa dari seorang siswa yang gigih belajar dan berupaya melestarikan bahasa Gorontalo.

      “Sejujurnya saya merasa agak gugup saat akan naik panggung, karena tampil pertama. Selain itu juga ada perasaan khawatir akan membuat kesalahan dalam mengucapkan kosa kata bahasa Gorontalo. Tapi saya berusaha sekuatnya menepis rasa itu, dan terus menyemangati diri saya untuk tampil maksimal.  Selain itu saya meyakini bahwa ada dukungan doa dari kedua orang tua, guru-guru dan teman-teman. Hingga akhirnya saya bisa mempersembahkan yang terbaik untuk SMA Negeri 2 Gorontalo,” kata Noval dalam wawancara yang dilakukan pada Senin, 27 Mei 2024.

                    

Wawancara pada Senin, 27 Mei 2024

          Kemenangan ini merupakan kemenangan yang kedua kalinya bagi Noval dalam mengangkat bahasa Gorontalo. Tahun 2023, dia bersama Tiara Meilinda Abas mewawancarai Pakar Bahasa Gorontalo, Mohamad Karmin Baruadi tentang kondisi bahasa Gorontalo saat ini. Hasil wawancara itu didokumentasikan dalam bentuk video, yang kemudian dikirimkan kepada panitia. Hasilnya, mereka menjadi Juara Kedua Lomba Pembuatan Video Warisan Budaya Tak Benda, Pekan Kebudayan Daerah yang diselenggarakan oleh Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Gorontalo pada Minggu, 4 November 2023.

        

Juara Dua Lomba Pembuatan Video Warisan Budaya Tak Benda (WBTB)

      Noval yang lahir di Gorontalo, tanggal 20 November 2006, dalam kesehariannya memang dikenal rajin, tekun, dan ulet melakukan apa saja. Dia menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, Meskipun telah banyak meraih prestasi, dia tetaplah siswa yang ramah, sopan, dan santun, serta taat menjalankan perintah agamanya. Sosoknya merupakan cerminan Profil Pelajar Pancasila.

      Dari Noval yang bukan asli Gorontalo, kita belajar bagaimana memaknai pepatah, dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung, Kegigihannya dalam belajar dan menggunakan bahasa Gorontalo, seharusnya menjadi dorongan bagi kita generasi muda Gorontalo untuk terus berusaha menggunakan dan melestarikan bahasa daerah kita sendiri. Karena kitalah penjaga dan pelestari bahasa Gorontalo di masa yang akan datang.

 

 

 

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

 

Yang bertanda tangan di bawah ini:

 

Nama                          : Eka Rachmatia Hasan

Tempat, Tanggal Lahir: Gorontalo, 14 Mei 2007

Sekolah                       : SMA Negeri 2 Gorontalo

Alamat Sekolah          : Jalan Rambutan No. 338 Kelurahan Buladu, Kecamatan Kota Barat,                                      Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

Judul Karya                 : Muda Menghidupi Bahasa: Kisah Remaja Pelestari Bahasa Gorontalo

Email                           : mutiahasan32@gmail.com

Menyatakan bahwa artikel ini adalah benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan karya orang lain, belum pernah diikutkan dalam segala bentuk bentuk perlombaan, dan belum pernah dipublikasikan.

Apabila dikemudian hari ternyata karya saya tidak sesuai dengan pernyataan ini, secara otomatis feature saya dianggap gugur. Dan saya bersedia menerima konsekuensinya.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Gorontalo, 29 Mei 2024

Yang Menyatakan,

 

Eka Rachmatia Hasan


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini