PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS PUISI DI TINGKAT SMA KELAS X DI SMA NEGERI 2 GORONTALO
Oleh: Ari Agustina Monoarfa, S.Pd
Abstrak
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang berfokus pada pengembangan potensi siswa dengan memperhatikan perbedaan individu dalam hal kemampuan, minat, dan gaya belajar. Artikel ini membahas implementasi pembelajaran berdiferensiasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam materi menulis puisi. Tujuan utama dari penerapan pembelajaran berdiferensiasi pada materi ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis kreatif siswa, memberikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan ide dan perasaan secara bebas, serta memotivasi siswa untuk lebih mencintai sastra. Pendekatan ini melibatkan penilaian awal untuk mengidentifikasi kemampuan siswa, pembagian kelompok berdasarkan kemampuan, pilihan topik dan gaya menulis yang bervariasi, serta bimbingan individual yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar dan menghasilkan karya puisi yang lebih beragam dan kreatif. Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya mampu menulis puisi dengan baik, tetapi juga lebih menghargai puisi sebagai bentuk ekspresi diri. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa dengan mempertimbangkan perbedaan dalam gaya belajar, minat, dan kebutuhan peserta didik, pembelajaran berdiferensiasi membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan responsif.
PENDAHULUAN
Literasi puisi merupakan salah satu bentuk literasi yang penting untuk dikembangkan sejak dini. Namun, minat siswa terhadap puisi seringkali rendah, terutama karena persepsi bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang sulit dipahami dan dinikmati.
Pembelajaran berdiferensiasi menawarkan potensi untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar menulis puisi. Dengan memberikan berbagai pilihan tugas dan aktivitas yang disesuaikan dengan minat dan gaya belajar siswa, diharapkan siswa dapat lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan menemukan keunikan dalam diri mereka untuk mengekspresikan diri melalui puisi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembelajaran berdiferensiasi terhadap peningkatan literasi puisi siswa. Selain itu, penelitian ini juga akan mengidentifikasi jenis-jenis diferensiasi yang paling efektif dalam konteks pembelajaran menulis puisi.
METODE
Dalam penelitian ini, digunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Peneliti tidak hanya menguraikan kejadian yang terjadi dan mengidentifikasi makna dari fenomena tersebut. Proses analisis yang diterapkan meliputi analisis kegiatan serta analisis isi. Analisis kegiatan bertujuan untuk menginvestigasi aktivitas yang dilakukan selama penelitian dilaksanakan. Sementara analisis isi atau evaluasi dokumen digunakan untuk menghimpun serta menelaah berbagai dokumen resmi, kebijakan, serta hasil-hasil penelitian. Pembuatan rencana untuk kerangka kerja manajemen penelitian yang teliti menjadi bagian esensial dalam merancang penelitian kualitatif, termasuk dalam mengatur langkah-langkah penelitian yang harus dilalui. Langkah pertama dalam proses penelitian ini melibatkan peneliti dalam mengamati proses pembelajaran diferensiasi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pada topik menulis puisi. Setelah itu, langkah berikutnya adalah melaksanakan wawancara dengan peserta didik setelah pelajaran, dan juga mengumpulkan berbagai dokumen yang terkait dengan proses pembelajaran tersebut. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah panduan tertulis yang mencakup lembar observasi, panduan wawancara, serta dokumentasi. Teknik untuk menganalisis data yang terkumpul mencakup tahapan pengaturan data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Penelitian ini berlokasi di SMA Negeri 2 Gorontalo kelas X yang merupakan salah satu sekolah yang sudah menerapkan kurikulum Merdeka di Provinsi Gorontalo.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pemetaan Kebutuhan Belajar peserta didik (berdasarkan data hasil asesmen awal kognitif dan non kognitif) Dalam konteks penelitian ini, pengenalan kebutuhan pembelajaran diterapkan dengan merujuk kepada tingkat kesiapan serta preferensi belajar dari tiap peserta didik. Pemetaan kebutuhan belajar dilakukan dengan cara asesmen awal kognitif maupun non kognitif terlebih dahulu, asesmen non kognitif dilakukan dengan cara mengadakan survey dengan menggunakan angket, melakukan wawancara kepada guru dan peserta didik, sedangkan asesmen awal kognitif dilakukan dengan menganalisis niai hasil peserta didik pada waktu sebelumnya dan menggali kedalaman pemahaman materi peserta didik terkait materi yang diajarkan. Berdasarkan hasil asesmen awal yang dilakukan didapat data sebagai berikut:
a. Kesiapan Belajar peserta didik Analisis tingkatan kesiapan belajar peserta didik SMA Negeri 2 Gorontalo pada materi menulis puisi melibatkan pengamatan terhadap kemampuan mereka dalam menggambarkan perasaan, bermain dengan kata-kata, dan mengungkapkan ide secara kreatif. berdasarkan hasil asesmen diperoleh informasi dasar bahwa 58 % peserta didik memiliki pemahaman dasar tentang puisi, tetapi masih memerlukan bimbingan lebih lanjut dalam mengembangkan keterampilan menulis puisi. 36 % peserta didik mempunyai pemahaman yang lebih baik tentang puisi dan mampu mengembangkan keterampilan menulis puisi dengan lebih kompleks. Serta 6% peserta didik memiliki pemahaman yang maju tentang puisi dan mampu menulis puisi dengan kedalaman emosi dan makna.
b. Gaya Belajar Hasil asesmen awal menunjukkan gaya belajar peserta didik SMA Negeri 2 Gorontalo kelas X adalah 37 % lebih cenderung visual 24 % mempunyai gaya belajar yang Auditori dan 39 % memiliki gaya belajar yang kinestetik, mereka cenderung lebih mudah memahami materi melalui gambar, video, atau demonstrasi.Sebagian besar peserta didik menyukai proyek-proyek kreatif dan seni, melalui diskusi dan kolaborasi dengan teman sekelas, jadi strategi belajar kooperatif akan memberikan manfaat tambahan.
2. Merencanakan Strategi Berdiferensiasi dalam proses pembelajaran
a. Diferensiasi Konten Diferensiasi konten yang digunakan oleh guru bahasa Indonesia di didik SMA Negeri 2 Gorontalo kelas X yaitu menyajikan materi pembelajaran dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan belajar individu peserta didik.Materi dimulai dari yang lebih sederhana hingga yang lebih kompleks. Hal ini memungkinkan peserta didik dengan tingkat kemampuan yang berbeda untuk belajar pada tingkat yang sesuai dengan mereka. Guru menggunakan sumber daya multimedia seperti video,presentasi dan games untuk menyajikan materi pembelajaran dengan cara yang berbeda. Ini membantu memenuhi kebutuhan belajar peserta didik yang visual,auditori dan kinestetik. Dengan menerapkan strategi diferensiasi konten, pendidik dapat menjadikan lingkungan pembelajaran inklusif, mendukung, dan sesuai kebutuhan serta preferensi belajar setiap peserta didik.
b. Diferensiasi Proses Srategi diferensiasi proses dalam proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru bahasa Indonesia SMA Negeri 2 Gorontalo kelas X adalah menyajikan materi pembelajaran dan melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan belajar individu.Guru menyediakan waktu khusus untuk mentoring atau tutoring bagi peserta didik yang membutuhkan bantuan ekstra dalam pemahaman materi tertentu. peserta didik yang memerlukan bantuan tambahan tersebut diberikan ringkasan materi atau catatan penting yang dapat membantu mereka memahami konsep dengan lebih baik ,sedangkan untuk peserta didik yang menunjukkan pemahaman yang lebih cepat, guru memberikan aktivitas ekstra yang lebih menantang untuk menjaga mereka tetap tertantang dalam pembelajaran.Guru juga telah menggunakan model pembelajaran yang bisa memenuhi kebutuhan belajar peserta didik yang berbeda.Dengan menerapkan strategi diferensiasi proses dalam pembelajaran, pendidik dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung yang memungkinkan setiap peserta didik untuk berkembang sesuai dengan potensinya.
c. Diferensiasi Produk Strategi diferensiasi produk yang diterapkan guru Bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran adalah pendekatan yang digunakan oleh pendidik untuk mengizinkan peserta didik untuk menunjukkan pemahaman mereka tentang materi pembelajaran dengan cara yang berbeda-beda. Dengan strategi ini, peserta didik memiliki fleksibilitas dalam mengekspresikan pengetahuan mereka dan menunjukkan kemampuan belajar dengan produk akhir yang beragam. Guru memberikan peserta didik pilihan untuk memilih proyek kreatif yang menarik bagi mereka, seperti menulis,membuat video, poster, menggambar, puisi, atau cerita pendek. Ini memungkinkan peserta didik menunjukkan pemahaman mereka dalam bentuk yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Dengan memberikan pilihan produk akhir dalam pembelajaran, peserta didik dapat merasa lebih terlibat dan bersemangat untuk mengeksplorasi materi lebih dalam sesuai dengan cara yang paling sesuai dengan minat dan gaya belajar mereka. Dengan cara ini, peserta didik mendapat pembelajaran bermakna dalam proses pembelajaran dan bisa mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang materi pelajaran
3. Hasil
Pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi pada materi menulis puisi menunjukkan hasil yang bervariasi sesuai dengan kemampuan dan minat siswa. Berikut adalah beberapa temuan utama:
- Peningkatan Keterampilan Menulis
Siswa yang mengikuti pembelajaran berdiferensiasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam keterampilan menulis puisi. Siswa yang sebelumnya mengalami kesulitan dalam mengekspresikan ide secara tertulis mampu menghasilkan puisi yang lebih terstruktur dan kreatif. Siswa yang lebih mahir menunjukkan peningkatan dalam penggunaan rima, diksi, dan gaya bahasa yang lebih kompleks. - Keterlibatan dan Motivasi Siswa
Pembelajaran berdiferensiasi meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa merasa lebih termotivasi karena mereka diberikan kebebasan untuk memilih topik dan gaya menulis yang sesuai dengan minat mereka. Siswa juga lebih antusias dalam berbagi hasil karya mereka dengan teman sekelas. - Variasi dalam Hasil Karya
Hasil karya puisi yang dihasilkan siswa sangat beragam, baik dari segi tema, gaya bahasa, maupun struktur. Siswa yang memiliki minat pada topik tertentu cenderung menghasilkan puisi dengan tema yang mendalam dan emosional, sementara siswa yang tertarik pada aspek teknis puisi menghasilkan karya dengan struktur dan rima yang lebih kompleks. - Pengembangan Diri Siswa
Melalui pembelajaran ini, siswa belajar untuk mengenali kekuatan dan kelemahan mereka dalam menulis puisi. Siswa yang awalnya kurang percaya diri dalam menulis menunjukkan peningkatan kepercayaan diri setelah menerima umpan balik yang positif dan konstruktif dari guru.
- Pembahasan
Pembelajaran berdiferensiasi pada materi menulis puisi efektif dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam. Keberhasilan pembelajaran ini dapat dilihat dari beberapa aspek:
- Fleksibilitas dalam Pembelajaran
Pendekatan berdiferensiasi memungkinkan guru untuk menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan setiap siswa. Dengan adanya fleksibilitas ini, siswa yang memiliki kemampuan menulis yang berbeda dapat belajar dengan kecepatan dan cara yang sesuai dengan mereka. Hal ini sangat penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, terutama dalam materi yang membutuhkan kreativitas seperti menulis puisi. - Peran Guru sebagai Fasilitator
Dalam pembelajaran berdiferensiasi, peran guru bergeser dari instruktur menjadi fasilitator. Guru tidak hanya memberikan materi, tetapi juga membantu siswa untuk menemukan cara terbaik bagi mereka untuk mengekspresikan diri melalui puisi. Umpan balik yang diberikan guru memainkan peran penting dalam membantu siswa mengembangkan keterampilan mereka. - Pengaruh Terhadap Pembelajaran Lainnya
Meskipun fokusnya adalah pada menulis puisi, pembelajaran berdiferensiasi juga berpengaruh positif terhadap mata pelajaran lain. Siswa yang belajar menulis puisi dengan pendekatan ini menunjukkan peningkatan dalam kemampuan berpikir kritis, kemampuan membaca, dan kemampuan untuk memahami serta menghargai karya sastra lainnya. - Tantangan dalam Implementasi
Meskipun hasilnya positif, implementasi pembelajaran berdiferensiasi tidak tanpa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah kebutuhan untuk melakukan penilaian yang mendalam terhadap setiap siswa dan merancang kegiatan belajar yang sesuai dengan kebutuhan individu. Selain itu, waktu yang diperlukan untuk memberikan bimbingan dan umpan balik yang spesifik kepada setiap siswa juga menjadi tantangan tersendiri.
Kesimpulan
Hasil pembelajaran berdiferensiasi pada materi menulis puisi menunjukkan bahwa pendekatan ini efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa, meningkatkan motivasi belajar, serta menghasilkan karya puisi yang beragam dan kreatif. Meskipun terdapat beberapa tantangan dalam implementasinya, manfaat yang diperoleh dari pendekatan ini sangat signifikan, terutama dalam konteks pembelajaran yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Atik Siti Maryam. 2021.Stategi Pelaksanaan Pembelajaran Berdiferensiasi. Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi
Balai Besar Guru Penggerak. 2022. Filosofi Ki Hadjar Dewantara Modul 1.1 Guru Penggerak: BBGP.
Faiz, Aiman dkk. 2020. “Konsep Merdeka Belajar Pendidikan Indonesia Dalam Perspektif Filsafat Progresivisme.” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran 12(2), 2442 2355.
Suwartiningsih, S. 2021. “Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan di Kelas IXb Semester Genap SMPN 4 Monta Tahun Pelajaran 2020/2021.” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (JPPI), 1(2), 80–94.
Rahmat, A. (2013). Menulis Kreatif dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini