OPINI

Detail Opini Siswa

Sistem Pembelajaran Melalui penggabungan Dua Metode di Masa Pandemi Guna Meningkatkan Semangat Peserta Didik

Rabu, 12 Februari 2025 15:17 WIB
1076 |   -

Oleh : Raiqa Razwa Taba

Saat ini kita sedang dilanda corona virus disease 2019 yang berasal dari Wuhan, China. Yang kemudian tersebar hampir ke seluruh dunia. Lebih dari 50 juta orang di dunia ini yang terinfeksi virus corona. Itulah sebabnya mengapa virus ini dikategorikan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ketika virus ini mulai masuk ke Indoenesia, tak sedikit pula masyarakat yang panik akan hal ini. Bagaimana tidak? Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada berbagai aspek kehidupan, tidak hanya pada aspek kesehatan tetapi melumpuhkan sendi-sendi kehidupan lainnya. Seperti, sektor ekonomi, sosial, agama dan pendidikan.

Pada topik karya ilmiah ini saya hanya akan menguraikan dampak pandemi secara khusus pada aspek pendidikan, dimana sejak terjadinya pandemi, setiap sekolah dari tingkat TK, SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi harus menghentikan proses belajar yang normal dilaksanakan.

Semenjak virus corona mewabah di Indonesia, banyak aktivitas yang biasa dilakukan menjadi terhambat bahkan hingga terhenti, baik itu aktivitas belajar, aktivitas pekerjaan, termasuk juga aktivitas berbelanja. Segala aktivitas dilakukan hanya melalui media saja. Hal ini dilakukan agar masyarakat terhindar dari virus yang mewabah ini. Namun, kalau dipikir lebih lanjut work from home (bekerja dari rumah) tidak begitu efektif, dan malah menyebabkan produktivitas kita menjadi menurun. Akibatnya kita menjadi malas dan sering menunda-nunda pekerjaan.

Dengan adanya pandemi ini, bukan berarti kita menyerah pada keadaan. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah berupaya mencari alternatif-alternatif lain, untuk menjalankan proses belajar-mengajar di masa pandemi. Salah satu upaya kementrian untuk menjalankan proses belajar-mengajar di masa pandemi yaitu dengan mengubah metode pembelajaran yang pada umumnya, menjadi pembelajaran jarak jauh dengan bantuan teknologi informasi yakni internet dengan perangkat Handphone atau fasilitas lain yang dapat menghubungkan guru dan murid secara online.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada Pasal 13 Nomor 9 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19 bahwa yang mana pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar ini meliputi: 1. Peliburan sekolah dan tempat kerja 2 2. Pembatasan kegiatan keagamaan 3. Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum 4. Pembatasan kegiatan sosial dan budaya 5. Pembatasan moda transportasi 6. Pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan

Dalam hal ini, upaya pemerintah ternyata kurang efektif karena kasus positif covid tak kunjung menurun. Di samping itu demi mencegah situasi ekonomi yang semakin tidak kondusif, pemerintah mulai melihat kemungkinan untuk melakukan relaksasi pembatasan sosial dengan menyiapkan tatanan normal baru. Dengan demikian, adanya tatanan normal baru ini, pemerintah mengharapkan masyarakat agar tetap sadar akan adanya virus ini, sehingga pemerintah menerbitkan kembali mengenai Keputusan Mentri Kesehatan Tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.

1.) Problematika Pendidikan Anak di Masa Pandemi

Sejak awal pandemi covid-19 pembelajaran siswa di sekolah maupun perguruan tinggi dilakukan secara jarak jauh atau secara online. Pemerintah Republik Indonesia, melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melakukan upaya penangan virus corona dengan cara mengubah sistem pendidikan menjadi daring (dalam jaringan) demi untuk menghindari kita dari ancaman virus yang berbahaya ini. Sayangnya, pembelajaran jarak jauh ini tidak sesuai dengan ekspetasi pelajar pada umumnya, yang mana sebelumnya kami berpikir bahwa pembelajaran jarak jauh ini pasti akan jauh lebih menyenangkan karena lebih fleksible.

Memasuki era new normal yang sebelumnya sudah disiapkan oleh pemerintah, tentunya itu merupakan bentuk dan upaya agar masyarakat bisa lebih produktif dalam bidangnya masingmasing. Termasuk dalam bidang pendidikan, sejauh ini kita sebagai pelajar telah merasakan bagaimana pahit manisnya belajar online ataupun pembelajaran jarak jauh. Diadakannya new normal ini, pasti akan menciptakan kembali interaksi sesama siswa dan juga interaksi siswa dengan guru.

Sesuai dengan penjelasan saya sebelumnya yang mana new normal ini akan disesuaikan dengan protokol kesehatan agar terciptanya generasi yang sehat lahir dan batin. Sebagai pelajar pasti akan jauh lebih mudah dalam memahami materi yang diberikan oleh guru secara langsung dibandingkan hanya sekedar lewat media ataupun teknologi, Berdasarkan dengan pengalaman saya dan juga curhatan teman-teman bahwa pembelajaran jarak jauh ini kurang efektif, kenapa? Karena ada banyak kendala, diantaranya yaitu kesulitan mengakses internet dari rumah karena, terkendala jaringan dan kurang mampu untuk memiliki smartphone (Ponsel Cerdas), 3 disamping itu siswa lebih banyak santai, kurang konsentrasi, kurang disiplin dan kurang fokus dalam menerima pelajaran.

Pada nyatanya sistem pendidikan saat ini terlalu terpaku pada kurikulum, mengejar target kurikulum, sehingga terlalu banyak tugas yang diberikan tanpa di iringi dengan pertemuan atau penjelasan guru secara efektif, sementara di masa pandemi ini tatap muka tidak efektif. Meskipun secara online di lakukan itu tidak dapat menjamin siswa untuk menyerap secara efektif pembelajaran yang diberikan oleh guru.

2.) Bagaimana Mengatasi Sistem Pembelajaran Di masa Pandemi

Berdasarkan uraian kami diatas dan sudah menjadi rahasia umum bahwa pelaksanaan sistem pembelajaran di masa pandemi ini memang masih banyak kekurangannya. Dimana hal ini telah menjadi bahan pengkajian dan telaahan oleh kemdikbud. Sebagai pelajar yang mengalami langsung keadaan ini, kami ingin menyampaikan solusi yang menjadi bahan masukkan. Salah satu solusi sistem pembelajaran di masa pandemi yang kami maksud adalah melalui penggabungan pembelajaran ekstra kurikuler dan intra kurikuler.

Berdasarkan fakta di lapangan bahwa yang mana pembelajaran online di masa pandemi menyebabkan siswa hanya main-main dan tidak serius karena metode pembelajaran yang terkesan monoton sehingga membosankan. Bahkan kegiatan belajar siswa yang dilaksanakan di rumah menyebabkan siswa malah lebih banyak melakukan kegiatan di luar pembelajaran. artinya menjalankan aktivitas-aktivitas yang tidak bermanfaat dan justru malah merugikan siswa itu sendiri. Contohnya lebih banyak bermain game atau lebih banyak menggunakan HP (telepon genggam) sehingga lupa menjalankan kewajiban-kewajibannya. Oleh sebab itu melalui penggabungan metode belajar ekstra dan intrakurikuler kita lebih dapat membangun karakter siswa, minat siswa, serta dapat memperdalam pengetahuan siswa mengenai hal-hal di luar pembelajaran sekolah.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Bapak Nadiem Makarim, beliau adalah seorang praktisi yang sangat sukses membangun usaha, yang sekarang ini menjadi lahan usaha sebagian besar penduduk Indonesia. Sistem Pembelajaran yang dilaksanakan saat ini hanya terpaku pada kurikulum saja, dimana kita diuji dari apa yang kita tahu. Tetapi, pada kenyataanya di dalam dunia nyata orang tidak hanya menguji kita dari apa yang kita tahu saja. tetapi yang utama dalam dunia nyata adalah dimana kita dinilai dan bahkan kita dibayar dari apa yang kita ketahui dan kita kuasai berdasarkan pengalaman.

Sistem pembelajaran yang diatur di sini yaitu kegiatan-kegiatan siswa selama berada di rumah dimasukkan menjadi suatu sistem pembelajaran di luar sekolah, meskipun itu dianggap tanggung jawab orang tua di rumah, tetapi pada masa pandemi ini tidak demikian kondisinya. Guna memanfaatkan waktu luang siswa dirumah, kita dituntun untuk mengambil pelajaran dari 4 kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa tidak hanya mendapat ilmu pengetahuan teoritis semata - mata, tetapi juga siswa dapat meningkatkan skill atau keterampilan mereka.

Pembelajaran ekstrakurikuler yang saya maksud disini dapat diterapkan yaitu dengan membuat jadwal harian yang disepakati antara murid, orang tua dan guru. Disamping guru, Orang Tua akan dilibatkan sebagai mentor dalam proses pembelajaran. Kesepakatan jadwal ini akan menjadi pedoman siswa dalam melakukan aktivitas sehari – hari, misalnya yaitu dengan mengisi waktu pagi dengan kegiatan ibadah, lalu setelah itu menerima pelajaran sekolah secara online, kemudian pada siang hari, sekolah lapangan membantu orang tua misalnya di ladang/sawah jika orang tua sebagai petani, di pasar berdagang atau berjualan jika orang tua sebagai pedagang. Dan jika orang tua sebagai guru atau pegawai negeri tugas ekstra kita yaitu bagaimana melaksanakan pekerjaan-pekerjaan rumah pada saat orang tua sedang bekerja.

Saya istilahkan solusi pembelajaran ini adalah Sekolah Kehidupan, dimana kita tidak hanya selalu terpaku pada teori saja. Tetapi unggul juga dalam pengalaman. Bagi saya teori dan pengalaman ini sama pentingnya, ibarat pena tanpa tinta. Ada kerugian jika salah satunya tidak ada. Tanpa teori kita akan kesulitan melakukan praktik. begitupun sebaliknya. Jadi pada dasarnya kedua hal ini berperan penting dalam kehidupan kita

Dengan adanya jadwal harian ini kita dapat melatih siswa agar lebih disiplin. Akan tetapi, balik lagi pada kesadaran masing-masing siswa, hanya saja peran guru dan orang tua di sini yaitu memberikan edukasi ataupun motivasi agar siswa tidak malas belajar, selain itu yang diharapkan dari adanya perubahan kurikulum ini yaitu agar siswa tidak terbebani dengan tugas yang sulit untuk di penuhi pada saat-saat metode pembelajaran secara online dibanding tatap muka langsung.

Jadi dengan membantu orang tua sebenarnya terdapat pelajaran besar itulah pengalaman dan itulah sekolah kehidupan yang sebenarnya. seperti fenomena yg akhir-akhir ini kita saksikan bahwa tingkat kemandirian anak didik sangat tergantung pada orang tua. Mereka terlalu banyak dididik teori di dalam kelas tanpa memahami dan mempelajari kehidupan dunia nyata yang sebenarnya ada di depan mata mereka dan itulah orang tua mereka sendiri yang memiliki banyak pengalaman kehidupan yang harus diketahui anak-anak.

Disisi lain bahwa dengan pembelajaran di sekolah terkadang orang tua tidak dapat mentransfer ilmu kehidupan itu pada anak secara langsung, karena pagi-pagi jelas sang anak sudah akan berangkat ke sekolah,begitupun dengan orang tua. Berangkat pagi-pagi ke tempat kerja. Dan orang tua terlalu mempercayakan pendidikan anak kepada sekolah. Tanpa menyadari bahwasanya dialah guru yang paling efektif bagi anak. Seperti kata pepatah seorang ayah/ibu lebih berarti dari pada 100 orang guru. Hal ini terjadi karena perkembangan zaman yang menyebabkan banyak perubahan dalam kehidupan berkeluarga.

Kondisi umum yang menjadi tren keluarga di zaman modern ini digambarkan dengan keadaan rumah hanya berfungsi sekedar tempat bernaung saja tanpa ada proses nilai-nilai pembelajaran bagi sang anak, terutama dari orang tua. Sang anak lebih banyak berinteraksi dengan dirinya sendiri ataupun bermain hp sementara orang tua asik menonton tv dan juga bermain hp sehingga nilai-nilai pendidikan pengajaran oleh orang tua kepada anak tidak terjalin meskipun mereka hidup serumah. Tidak mengherankan, banyak kejadian kenakalan remaja yang terjalin pada anak yang luput dari pengawasan orang tua.

Kesimpulannya dengan hikmah adanya pandemi iniakdir di kembalikan pada fungsi semula bahwa orangtua sebagai pendidik yang paling dominan dibanding guru, maka dari itu hendaknya orang tua lebih memperhatikan pendidikan sang anak, dengan cara memberikan motivasi, pencerahan dan juga mendorong semangat belajar sang anak. Didukung dengan teori serta praktek pada kehidupan nyata. Dengan metode ini diharapkan anak cerdas secara akal(IQ), secara emosional (EQ), secara spiritual (SQ).

3.) Kesimpulan

Pandemi covid-19 merupakan wabah penyakit global dan telah resmi dinyatakan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dengan adanya, pandemi ini segala aktivitas masyarakat menjadi terhambat, termasuk aktivitas belajar-mengajar. Dimana siswa melakukan pembelajaran secara online atau jarak jauh sehingga lebih banyak bergantung pada penggunaan teknologi. Akibatnya pembelajaran menjadi kurang efektif dan berpengaruh pada kualitas belajar siswa. Disamping itu selera belajar juga menurun karena seperti yang kita ketahui dengan adanya pandemi ini kita hanya terpaku pada pendidikan intrakurikuler saja. Hal ini terjadi karena adanya keterbatasan dan kendala pada pendidikan ekstrakurikuler di masa pandemi. Sebagaimana mestinya, pengembangan ekskul lebih mengandalkan praktik daripada teori. Inilah urgensi dari pendidikan ekskul, yang menyebabkan siswa lebih tertarik pada pendidikan ekstrakurikuler dari pada intrakurikuler. Pendidikan ekstrakurikuler ini dapat dilakukan oleh orang tua. Seperti halnya dengan membantu orang tua. Karena situasinya yang kurang stabil, maka orang tua berperan penting dalam hal ini.

Pada hakikatnya pendidikan yang di lakukan dalam lingkungan keluarga lebih menekankan anak pada pendidikan dasar, seperti internalisasi dan ekulturasi nilai dan norma. Namun, pada kenyataannya pada tataran sosial, peserta didik ditekan untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan di luar rumah, dengan bantuan kerjasama antara lembaga sosial. Salah satu diantaranya yaitu, lembaga pendidikan atau sekolah.

 

 Referensi

1. Anadolu. (2020, November 9). 50 Juta Orang di Dunia Terpapar Covid-19. Dipetik November 14, 2020. Dari Imcnews.id: https://imcnews.id/50-juta-orang-di-dunia-terpapar-covid-19

2. Dewi, Retia Kartika (Ed.). (2020, Mei 3). Saat Sistem Pendidikan di Indonesia dinilai Kaku hingga Hampa Makna. Dipetik November 17, 2020. Dari Kompas.com: https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/03/092800965/saat-sistem-pendidikandi-indonesia-dinilai-kaku-dan-hampa-makna?page=all

3. Kemenkes. (2020, Juni 19). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat atau Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Covid-19. Dipetik November 14, 2020. Dari Hukor.kemkes.go.id: http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No__HK_01_07- MENKES-382- 2020_ttg_Protokol_Kesehatan_Bagi_Masyarakat_di_Tempat_dan_Fasilitas_Umum_ Dalam_Rangka_Pencegahan_COVID-19.pdf

4. Hardiyana, Yanyan. (2020, Juli 11). Problematika Pendidikan Intrakurikuler dengan Ekstrakurikuler. Dipetik November 18, 2020. Dari fkgipsnaspgri.org: https://www.fkgipsnaspgri.org/2020/11/problematika-pendidikanintrakurikuler_7.html


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini